Monday 5 November 2018

COBIT dan Contoh Kasusnya


   MAKALAH
COBIT


Disusun oleh :
Dwi Setyo Adi     (12115063)
Fitrahadi Arief     (12115731)
Irham Akhbar      (13115440)

Kelas : 4KA23
Mata Kuliah : Audit Teknologi Sistem Informasi
Dosen : Qomariyah


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA


PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah kerangka kerja tata kelola IT (IT Governance Framework) dan kumpulan perangkat yang mendukung dan memungkinkan para manager untuk menjembatani jarak (gap) yang ada antara kebutuhan yang dikendalikan (control requirement), masalah teknis (technical issue) dan resiko bisnis (business risk).
COBIT mempermudah perkembangan peraturan yang jelas (clear policy development) dan praktik baik (good practice) untuk mengendalikan IT dalam organisasi. COBIT menekankan keputusan terhadap peraturan, membantu organisasi untuk meningkatkan nilai yang ingin dicapai dengan penggunaan IT. Memungkinkan untuk menyelaraskan dan menyederhanakan penerapan dari kerangka COBIT.
Dalam pembahasan ini, ada beberapa hal mengenai sistem manajemen data yang dibahas. Hal-hal yang dibahas scara umum ada dua, yaitu: 1) definisi COBIT, 2) sejarah COBIT, 3) manfaat COBIT, 4) kriteria informasi berdasarkan COBIT, dan 5) domain COBIT.

      B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah pokok pada pembahasan ini adalah :
a.       Apakah yang dimaksud COBIT ?
b.      Bagaimana sejarah COBIT
c.       Apa saja manfaat dan kriteria informasi berdasarkan COBIT
d.      Domain COBIT

     C.  Tujuan
          Tujuan dari pembahasan tersebut adalah :
a  .       Menjelaskan tentang COBIT
b  .      Menjelaskan sejarah COBIT
c  .       Menyebutkan dan menjelaskan manfaat dan kriteria informasi berdasarkan COBIT
d  .      Menjelaskan Domain COBIT

PEMBAHASAN

1.         Pengertian Cobit
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
            COBIT Framework adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat diterima dan diterapkan secara internasional.
COBIT bermanfaat bagi manajemen untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi. Bagi user, ini menjadi sangat berguna untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga. Sedangkan bagi Auditor untuk mendukung atau memperkuat opini yang dihasilkan dan memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.

2.         Sejarah COBIT
COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012.
COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

3.         Kriteria Informasi berdasarkan COBIT
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
   ·   Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
   ·   Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal. 
   ·   Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
   ·   Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
   ·   Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
   ·   Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
   ·   Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.

4.         Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
      ·       Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
      ·         Manajemen
-  Untuk mengambil keputusan investasi TI.
-  Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
-  Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
      ·         Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
      ·         Auditors
-  Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
-  Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.

5.         Domain COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri dari pengendalian tingkat tinggi pada sasaran hasil keseluruhan struktur klasifikasinya. Dasar teori untuk klasifikasi adalah 3 tingkatan usaha pengaturan TI yang menyangkut manajemen sumber daya TI. Mulai dari dasar adalah aktivitas dan tugas yang diperluaskan untuk mencapai hasil yang terukur. 
Kemudian proses adalah menggambarkan 1 lapisan atas serangkaian tugas atau aktivitas yang dihubungkan dengan perubahan (pengendalian). Ditingkatan yang paling tinggi, proses secara alami dikelompokkan bersama-sama ke dalam domain. Pengelompokkan ini sering ditetapkan sebagai tanggung jawab dalam struktur organisasi dan sejalan dengan siklus manajemen atau siklus hidup yang digunakan pada proses TI.
Agar informasi yang tersedia memenuhi tujuan dari organisasi, sumber daya TI memerlukan pengaturan untuk proses TI menjadi beberapa group proses. Masing-masing group proses diberi nama Domain. Setiap domain terdiri dari beberapa proses. Secara garis besar, COBIT framework terdiri atas 4 domain utama.

Kerangka COBIT
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :

Domain 1 : Planning and Organisation
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
Domain ini meliputi :

PO1
Tentukan rencana teknologi informasi strategis
PO2
Tentukan arsitektur informasi
PO3
Tentukan arah teknologi
PO4
Tentukan organisasi TI dan hubungan
PO5
Mengelola investasi di bidang teknologi informasi
PO6
Berkomunikasi tujuan manajemen dan arah
PO7
Mengelola sumber daya manusia
PO8
Memastikan kepatuhan dengan persyaratan eksternal
PO9
Menilai risiko
PO10
Mengelola proyek
PO11
Mengelola kualitas

Domain 2 : Acquisition and Implementation
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis. Domain ini meliputi :

AI1
Mengidentifikasi solusi otomatis
AI2
Memperoleh dan memelihara perangkat lunak aplikasi
AI3
Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi
AI4
Mengembangkan dan memelihara prosedur IT
AI5
Memenuhi Sumber Data TI
AI6
Mengelola perubahan
AI7
Instalasi dan mengakreditasi sistem beserta perubahannya

Domain 3 : Delivery and Support
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
Domain ini meliputi :

DS1
mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan
DS2
Mengelola layanan pihak ketiga
DS3
Mengelola kinerja dan kapasitas
DS4
Memastikan layanan yang berkelanjutan
DS5
Pastikan sistem keamanan
DS6
Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya
DS7
Mendidik dan melatih pengguna
DS8
Mengelola service dan insiden
DS9
Mengelola konfigurasi
DS10
Mengelola permasalahan
DS11
Mengelola Data
DS12
Mengelola Fasilitas
DS13
Mengelola operasi

Domain 4 : Monitoring and Evaluation
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol. Domain ini meliputi :
M1
Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI
M2
Mengawasi dan mengevaluasi control internal
M3
Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal
M4
Menyediakan tata kelola TI


6. Contoh Studi Kasus & Analisanya
Evaluasi Layanan BPJSTK Mobile Dengan Menggunakan Domain Deliver, Service and Support Berdasarkan Framework COBIT 5 (Studi Kasus : BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram)
Ulfatisa Cahyani 1 , Ismiarta Aknuranda 2 , Andi Reza Perdanakusuma 3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1ulfatisa62@gmail.com, 2i.aknuranda@ub.ac.id, 3andireza@ub.ac.id
Abstrak
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja. Dalam pelaksanaan tugasnya BPJS Ketenagakerjaan menerapkan teknologi informasi sebagai salah satu penunjang untuk pencapaian tujuan bisnis salah satunya adalah dengan mengembangkan layanan BPJSTK Mobile. BPJSTK Mobile adalah aplikasi pelayanan untuk peserta sebagai bentuk perluasan media layanan informasi yang dihadirkan untuk pekerja yang ingin memastikan pemenuhan hak-haknya oleh perusahaan. Pentingnya layanan BPJSTK Mobile untuk melakukan kegiatan operasional menjadikannya harus dalam kondisi yang optimal, namun kurangnya tata kelola dalam penerapan teknologi informasi mengakibatkan kurang optimalnya perusahaan dalam menjalankan tugas dan pencapaian tujuan, sehingga BPJSTK Mobile perlu dievaluasi agar perusahaan dapat mengukur apakah teknologi informasi yang diimplementasikan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pada penelitian ini, standar tata kelola teknologi informasi yang digunakan adalah COBIT 5 dengan domain Deliver, Support, Services (DSS). Hasil dari penelitian menunjukkan Capability Level dari proses DSS01 dan DSS02 berada pada level 2 yaitu managed process, proses DSS03, DSS04, DSS05 dan proses DSS06 berada pada level 1 yaitu performed process. Rekomendasi yang diberikan adalah memperbaiki kegiatan proses bisnis dengan memanfaatkan aplikasi secara optimal dan membuat Standard Operasional Procedure (SOP) yang lengkap terkait dengan teknologi informasi perusahaan.
Kata kunci : Evaluasi, Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5, DSS, Capability Level
Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana tingkat kemampuan (capability level) teknologi informasi pada penerapan BPJSTKMobile dengan judul “Evaluasi Layanan BPJSTK Mobile dengan menggunakan domain Deliver, Service and Support berdasarkan framework COBIT 5 (Studi Kasus: BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Mataram)”. Diharapkan dengan penerapan evaluasi teknologi informasi tersebut dapat mengukur tingkat kemampuan ( capability level) dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan teknologi informasi serta analisis kesenjangan (gap analysis) dari hasil evaluasi tersebut

a. PEMBAHASAN
Pada sub bab ini dilakukan analisisrekomendasi yang dilakukan berdasarkan hasil data kuesioner dari bab sebelumnya. Hal ini dilakukan agar dapat membantu BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram dalam memperbaiki teknologi informasi khususnya layanan BPJSTK Mobile yang menjadi salah satu     layanan terpenting dalam BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram.

6.1 Rekomendasi
Rekomendasi dibuat berdasarkan hasil kuisioner, wawancara dan analisis best practices pada setiap subdomain. (ITGI, 2007)

6.1.1 Rekomendasi DSS01
Untuk mencapai level target yang diinginkan yaitu level 3, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuat Standard Operating Procedure (SOP) yang lengkap agar dapat digunakan
sebagai panduan prosedur pengoperasionalan.
2. Melakukan analisis perangkat IT untuk mencegah ancaman yang timbul dari tindakan manusia seperti pencurian, bahaya konsleting dll.
3. Melakukan penilaian terhadap infrastruktur yang dimilki dan dibuat dokumentasinya untuk bahan evaluasi kedepan.
4. Menindak lanjuti hasil audit independen terhadap kualitas layanan, lingkungan dan dengan pihak luar yang menjalin kerjasama, apabila dari audit independent tidak ada maka ditambahkan sendiri.

6.1.2 Rekomendasi DSS02
Untuk mencapai level target yang diinginkan yaitu level 3, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuat dokumen baku (lebih tersistematik) yang berkaitan dengan
permintaan layanan, keluhan/adanya insiden serta penanganan insiden tersebut.
2. Membuat dokumentasi klasifikasi layanan insiden sesuai dengan jenis-jenisnya agar dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan efektif.
3. Membuat prosedur untuk verifikasi dalam proses penyelesaian insiden secara detail.
4. Melakukan pertemuan rutin guna membahas layanan permintaan dan layanan insiden yang terjadi.
5. Membuat dokumentasi terhadap resolusi atau solusi alternative terhadap pemecahan insiden dan mengevaluasinya.

6.1.3 Rekomendasi DSS03
Untuk mencapai level target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Melakukan pemantauan terhadap kinerja penyelesaian masalah yang ditentukan.
2. Mendokumentasikan dan mengalisa kembali laporan masalah yang ada baik yang sudah terselesaikan maupun yang belum terselesaikan.
3. Menganalisa akar – akar permasalahan yang muncul dan pemecahan masalah, kemudian mendokumentasikannya supaya tidak terjadi masalah yang sama.
4. Membuat sistem/skema yang dapat
mengetahui jalannya penyelesaian pemecahan masalah yang ada agar dapat dipantau oleh pihak atasan.
5. Membuat dokumentasi terkait solusi – solusi dalam pemecahan masalah.
6. Memebuat analisa pengalokasian sumberdaya yang akan digunakan untuk mengoptimalkan resource yang dimiliki.

6.1.4 Rekomendasi DSS04
Untuk mencapai level target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Melakukan pengukuran keberlangsungan proses bisnis untuk mengetahui tingkat kematangannya dan kesenjangan proses bisnis, didokumentasikan dan dievaluasi.
2. Mengukur kesesuaian kebijakan yang dibuat dalam keberlangsungan proses bisnis.
3. Membuat skema atau sistem yang berisirespon terhadap insiden dan kominukasinya, mendokumentasikan dan dievaluasi.
4. Membuat business continuity plan (BCP) untuk pengembangan proses bisnis dan dokumentasikan.
5. Melakukan review manajemen secara rutin.
6. Melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap tujuan pelatihan.
7. Membuat ketetapan ukuran – ukuran untuk pengambangan latihan sumberdaya manusia yang dimiliki, dan dipantau keberlangsungannya.

6.1.5 Rekomendasi DSS05
Untuk mencapai level target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuat aturan tertulis yang menyatakan semua pegawai untuk melindungi sistem informasi dan teknologi dari malware.
2. Membuat prosedur dan mendokumentasikan pengecekan secara rutin terhadap keamanan perangkat lunak yang digunakan.
3. Membuat aturan tertulis mengenai keamanan konektifitas dan perangkat endpoint (misal laptop, server, perangkat Mobile atau software).
4. Memberikan peringatan kepada semua pegawai akan kedasarannya terhadap keamanan sistem dan perangkat yang dimiliki.
5. Melakukan evaluasi yang dilakukan rutin, minimal tiap 3 bulan sekali terhadap sistem informasi yang dikhawatirkan dapat timbul potensi ancaman baru.

6.1.6 Rekomendasi DSS06
Untuk mencapai level target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Menetapkan ukuran-ukuran goal dari proses bisnis, mendokumentasikan dan dievaluasi.
2. Membuat laporan dari kontrol pemrosesan agar mudah diketahui gejala - gejala yang timbul.
3. Mendokumentasikan dengan baik rekaman transaksi dan rekaman keluhan dalam dokumen yang lebih tersstematik yang nantinya dapat digunakan sebagai bukti untuk mengukur keberlangsungan bisnis.
4. Mereview penyimpangan penyimpangan yang terjadi dalam keberlangsungan prose bisnis, mendokumentasikan dan dievaluasi.
5. Membuat kebijakan terhadap pemberian hukuman kepada pegawai yang melakukanpelanggaran - pelanggaran dalam pemantauan kegiatan proses bisnis.
6. Menyimpang dengan baik atau mengarsipkan data seperti sumber informasi, rekaman transaksi untuk dijadikan bukti dalam pengukuran penilaian keberlangsungan proses bisnis dan dapat sebagai rekomendasi.

b. Analisa & Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan pada layanan BPJSTK Mobile di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan menggunakan kerangka kerja framework COBIT 5 dan menggunakan domain DSS (Delivery, Service and Support ) yang dipilih karena sistem telah direncanakan (plan), telah dibangun (build) dan sekarang sedang dijalankan ( run). Domain DSS terdiri dari 6 proses yaitu DSS01, DSS02, DSS03, DSS04, DSS05, dan DSS06.
2. Dari hasil evaluasi tingkat kemampuan (Capability Level) diketahui ada 2 proses yang mempunyai level kapabilitas 2 yaitu DSS01 dan DSS02. Ada 4 proses yang memiliki level kapabilitas 1 yaitu DSS03, DSS04, DSS05, DSS06.
3. Menurut level kapabilitas masing-masing proses, ditentukan level target masing-masing proses yaitu berupa 1 level di ataslevel kapabilitas, yang ditentukan berdasarkan analisis dan juga persetujuan dengan instansi terkait, sehingga didapat level target untuk DSS03, DSS04, DSS05 dan DSS06 adalah level 2, untubk DSS01 dan DSS02 adalah level 3.
4. Level capability keseluruhan yang diperoleh berdasarkan keseluruhan ratarata adalah 1 (performed process), yang berarti sudah diterapkan dan mencapai tujuannya, tetapi belum ada standar penerapan dalam melakukan proses tersebut, belum terdokumentasi dan dikomunikasikan dengan baik.


PENUTUP

      A.    Kesimpulan
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah kerangka kerja tata kelola IT (IT Governance Framework) dan kumpulan perangkat yang mendukung dan memungkinkan para manager untuk menjembatani jarak (gap) yang ada antara kebutuhan yang dikendalikan (control requirement), masalah teknis (technical issue) dan resiko bisnis (business risk).
Manfaat dalam penerapan COBIT ini diantaranya adalah :
·         Untuk mengambil keputusan investasi IT.
·         Untuk keseimbangan resiko dan control investasi.
·         Memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.

Daftar Pustaka :


Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  

1 komentar:

 

Subscribe to our Newsletter